Politik kantor? Hadeuh, ngapain, sih? Sama-sama cari makan juga. Kok sikut-sikutan?
Apa daya, namanya juga manusia. Ada yang maunya hidup lempeng dan lurus saja, ada yang emang doyan cari drama. Harusnya pada kompak dan saling mempermudah, yang ada malah saling bikin susah.
5 Jenis Manusia dalam Menghadapi Politik Kantor
Banyak cara untuk menghadapi politik kantor yang menyebalkan. Dari lima (5) jenis manusia ini, kamu termasuk yang mana?
1. Tipe Sensitif
Tipe ini paling cepat tanggap dengan suasana di sekitar kantor. Jadi, mereka bisa langsung ngeh dengan mana staf yang bisa didekati dan mana yang sebaiknya jangan terlalu dipercaya.
Kelebihan tipe ini adalah berusaha menjaga keharmonisan antar rekan kerja. Maunya sih, biar semua sama-sama enak dan merasa lingkungan kerja tetap kondusif, meskipun belum tentu 100 persen damai.
Kekurangannya, tipe sensitif rentan stres – hingga mudah jatuh sakit. Selain mudah terbebani omongan negatif tentang diri mereka secara psikologis, tipe ini kerap merasa posisi mereka ‘terancam’ di tempat kerja.
Saran untuk Jenis Sensitif
Tenangkan hati, lakukan yang terbaik. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tidak perlu mencari teman di kantor bila kondisinya tidak memungkinkan, cukup fokus dengan mendapatkan uang. Bila tidak tahan, tipe sensitif biasanya memilih mencari kerja di tempat lain.
2. Tipe Cuek
Tipe ini bukannya tidak peduli dengan keadaan sekitar, lho. Mereka hanya berusaha agar politik kantor tidak sampai mengganggu kinerja dan ketenangan batin mereka di kantor.
Kelebihannya, tipe cuek lebih tangguh daripada yang sensitif. Mereka nggak peduli kalau diomongin, selama itu bukan soal pekerjaan mereka. Pokoknya, yang penting kerjaan beres dan benar serta selalu berusaha menjauhi drama. Habis perkara.
Kekurangannya, tipe ini cenderung dingin, berjarak, dan individualis. Mereka hanya mempedulikan bagian dan kenyamanan diri sendiri. Seperti sosok dengan ‘muka tembok’ saat dijegal di kantor, mereka juga bukan rekan kerja yang tepat buat jadi ‘tempat curhat’ bila kamu merasa ‘dicurangi’ oleh rekan kerja lain di kantor.
Saran:
Bertahan hidup di kantor dengan cara ini memang reaksi wajar. Tapi, nggak salah juga kok, kalau sesekali tengok kanan-kiri saat pekerjaanmu sudah selesai. Bantu rekan kerjamu – apalagi yang satu divisi – saat mereka kewalahan.
3. Tipe Polos
Jangan salah, polos nggak selalu bodoh. Bisa jadi, tipe ini baru pertama kalinya bekerja atau pindah ke bidang yang sama sekali baru bagi mereka. Tentu saja, beradaptasi dengan dinamika kantor baru, seperti peraturan dan lingkungan, membutuhkan waktu.
Kelebihannya, tipe ini ibarat kertas kosong atau halaman baru. Mereka mau belajar. Meskipun tidak semua, ada beberapa yang minim prasangka terhadap orang lain, sehingga lebih mudah didekati dan diajak bekerjasama.
Kekurangannya, tipe ini rentan dimanipulasi, terutama oleh rekan kerja yang lebih senior, punya otoritas lebih tinggi, hingga…ahem, oportunis. Kalau nggak hati-hati, si polos ini bisa jadi tumbal di kantor bila ada masalah.
Saran:
Jangan berhenti belajar, termasuk lebih cepat tanggap dengan keadaan sekitar. Boleh bersikap ramah sama semua orang, namun jangan terlalu percaya hingga menceritakan mereka segalanya.
Kurangi curhat pribadi saat jam kerja. Takutnya, curhatmu suatu saat bisa digunakan untuk menjatuhkan reputasimu sendiri di kantor.
4. Tipe Blak-blakan
Kalau di film-film Hollywood bertema ‘politik kantor’, tipe ini sering tampil jadi tokoh utama sekaligus pahlawan. Berani menyuarakan yang menurut mereka salah dan membela yang mereka anggap benar. Meskipun selalu berpotensi dijegal lawan karena dianggap ancaman, tipe ini nggak kenal takut dan cepat bangkit kembali.
Kelebihannya, nggak perlu takut jujur sama tipe ini. Mereka bukan model orang yang suka buang-buang waktu dan tenaga bersikap sok ramah dan sopan, padahal sebenarnya palsu.
Pokoknya, mereka nggak suka pura-pura. Kalau memang lagi ada masalah, mereka mau semuanya diselesaikan saat itu juga. Nggak usah pakai drama.
Kekurangannya, tipe ini kurang bisa diplomatis. Nggak jarang mereka ribut sama rekan kerja, pimpinan, hingga manajemen, sehingga kurang disukai. Bahkan, banyak juga yang berusaha menyabotase dan mendepak mereka yang dianggap ancaman.
Saran:
Meskipun benar, ada kalanya menuruti ego dan emosi sendiri bisa jadi bumerang. Nggak semua perdebatan dan pertarungan di kantor harus dan bisa dimenangkan dengan cara keras. Apalagi bila kamu masih butuh pekerjaan itu. Selain itu, bisa kok, mengkritik sesuatu tanpa harus bersikap kasar.
5. Tipe Bunglon
Selain cerdas dan tangguh, tipe ini cenderung patut diwaspadai dan ditakuti. Ada dua (2) kemungkinan seseorang memilih menjadi tipe ini, yaitu:
- Tukang cari aman.
- Oportunis.
Hah, emangnya beda? Ya bedalah, meskipun tipis. Tukang cari aman belum tentu oportunis sejati, tapi oportunis selalu berusaha mencari aman…yang pasti buat diri mereka sendiri. Celakanya, mereka nggak segan-segan ‘menginjak’ dan ‘menusuk’ sesamanya dari belakang. Tentu saja, mereka hanya melakukannya bila ini menguntungkan mereka.
Kelebihannya, tipe ini tangguh dan fleksibel dalam beradaptasi di kantor. Kemampuan mereka untuk bertahan hidup juga sangat tinggi.
Kekurangannya, mereka sulit menjalin dan mempertahankan hubungan baik dengan rekan kerja. (Dan ini nggak selalu personal.) Bila tukang cari aman cenderung bicara seperlunya karena punya banyak rahasia, maka yang oportunis berisiko merusak reputasinya sendiri begitu aslinya mereka ketahuan.
Saran:
Nggak perlu pura-pura selalu demi menyenangkan semua orang atau takut kena marah. Buat yang oportunis, jangan jadikan ini kebiasaan. Jangan sampai kamu mengorbankan reputasi sendiri, karena semua korban keculasanmu pasti bicara meskipun di belakangmu. Ingat, nggak ada yang abadi, termasuk karir yang kamu perjuangkan setengah mati dan dengan berbagai cara lagi.
Kalau Kamu yang Mana?
Itu dia 5 jenis manusia dalam menghadapi politik kantor. Bisa jadi sih gak hanya di kantor doang mereka seperti itu.
Kamu sendiri, pernah mengalami politik kantor gak? Kamu termasuk jenis manusia yang mana dalam menghadapi politik dalam dunia kerja ini?
RR.