Oke, ini bukan perkara teori “Multiple Intelligences” – nya John Gardner. Ini soal fakta nggak asik, bahwa ternyata … nggak semua orang cerdas itu cocok jadi tempat curhat loh. Ada beberapa jenis orang cerdas yang emang lebih baik dilupakan aja kalau ingin ajak curhat.
Kenapa kita cenderung lebih suka curhat dengan orang yang kita anggap cerdas? Ini soal naluri alamiah manusia dalam lingkungan sosial. Kita selalu mencari orang yang kita anggap punya pengetahuan lebih dalam banyak hal, dengan harapan mereka dapat membantu kita.
Rasanya otomatis pasti lebih aman.
5 Jenis Orang Curhat yang Gak Cocok untuk Jadi Tempat Curhat
Sayang, ternyata nggak semua orang cerdas cocok jadi tempat curhat. Kelima (5) orang cerdas tersebut seperti ini:
1. Jenis Orang Cerdas yang Sulit Menjelaskan Ucapan Mereka dengan Bahasa Sederhana
Tujuanmu curhat sama mereka sih, mau cari solusi. Yang ada malah tambah bingung sendiri. Bukan maksud mereka pakai istilah yang ndakik-ndakik nggak keruan atau sengaja pamer kosakata canggih. Bisa jadi, dari kecil mereka nggak dibiasakan untuk mengobrol dengan bahasa yang lebih umum, sederhana, dan mudah dipahami lebih banyak orang.
Saran:
Cukup ucapkan terima kasih dan segera undur diri, lalu cari bantuan lain. Sekian.
2. Orang Cerdas namun Belum Tentu Tahu Segalanya
Banyak dari kita yang masih sering terjebak asumsi bahwa orang cerdas (biasanya) tahu (hampir) segalanya. Namun, jangan tertipu antara orang yang punya pengetahuan banyak dengan yang bisa membantu menyelesaikan masalah. Bahkan, kalau memaksa mereka untuk bersikap sok tahu, yang ada malah menambah masalah.
Saran:
Kecewa saat orang cerdas yang kita andalkan ternyata tidak bisa membantu mencari solusi masalah kita? Wajar, tapi jangan sampai berlarut-larut, apalagi sampai menyalahkan mereka. Manusia punya keterbatasan, secerdas apa pun mereka. Mending cari orang lain yang kira-kira bisa lebih membantumu menyelesaikan masalah.
3. Cerdas … tapi Nggak Sabaran
IQ mereka sih, tinggi. EQ mereka yang ternyata agak bermasalah. Mungkin awalnya mereka masih sabar saat berusaha membantumu untuk pertama kali.
Cuma, bila kamu termasuk agak lambat dalam menangkap penjelasan mereka, siap-siap saja kena damprat. Kalau termasuk baperan, kemungkinan besar kamu akan langsung mencap mereka sebagai orang jahat yang tidak peduli perasaan orang lain.
- Wajar Kalau Ada Masalah dalam Hidup
- Ulang Tahun? Hanya Hari Di Mana Kita Belajar Tentang Usia dan Pasrah
- Traveling Bukan Cuma Healing, Tapi Bisa Bikin Cuan dengan BRImo FSTVL
Saran:
Sayangnya, kita nggak bisa menyamakan level kesabaran kita dengan orang lain. Kita bahkan tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain. Kalau sudah tahu mereka tidak sabaran, stop memaksa dan cukup ucapkan terima kasih, lalu undur diri. Tak perlu meminta bantuan dari mereka lagi.
Bisa jadi, mereka yang cerdas tapi tidak sabaran karena kesibukan dan kebiasaan mereka menghargai waktu. Mungkin ini terdengar nggak enak, tapi hidup mereka nggak hanya mengurusi kamu.
Jadi, untuk amannya, selain berusaha mencari bantuan alternatif, cobalah menyelesaikan masalahmu sendiri dulu. Jangan sedikit-sedikit merongrong orang lain untuk membantu.
4. Cerdas … tapi Arogan
Sialnya, banyak yang memaklumi tabiat orang cerdas macam ini. Sama halnya dengan mereka yang memaklumi tabiat tukang selingkuh, dengan alasan basi macam: “Cakep sih, makanya wajar aja dia maen cewek terus. Cewek-ceweknya juga ada yang mau!”
Pasti banyak yang memaklumi manusia macam ini dengan alasan: “Oke, mungkin dia menyebalkan. Tapi, harus diakui pemikiran atau ide-idenya brilian!” Oke, lantas itu harus jadi pembenaran atas sikapnya yang suka pamer dan merendahkan orang lain yang menurut mereka nggak cerdas?
Contoh: ada orang cerdas yang hobi merendahkan korban KDRT yang curhat sama mereka. Komentar mereka? “Brainless relationship. Orang kalo curhat soal gitu sama saya suka saya suruh pake otak. Soalnya kalo pake empati melelahkan, apalagi terus-terusan!”
Padahal kalau memang melelahkan, cukup bilang tidak mau dengar curhatan lagi. Tinggal menghindar, nggak perlu menyakiti. Apalagi kalau kebetulan mereka nggak pernah tahu rasanya jadi korban KDRT dan betapa peliknya persoalan itu.
Saran:
Daripada tambah sakit hati, stop curhat sama orang seperti ini. Serius. Nggak perlu berharap juga mereka akan mau berubah. Cukup jauh-jauh dari mereka dan serahkan sisanya pada Tuhan.
5. Cerdas … namun Perhitungan Tiap Kali Diminta Bantuan
Yakin, masih mau minta tolong sama orang kayak gini? Udah sok merasa dibutuhin, giliran dimintain tolong malah langsung ngeluh atau parahnya … minta imbalan! Padahal nolongin aja juga belum, baru dimintain.
Saran:
Sama seperti jenis sebelumnya, sebaiknya stop minta tolong sama orang kayak gini. Boro-boro dibantuin, yang ada malah tambah sakit hati karena dianggap ngerepotin!
Kamu Punya Tempat Curhat Gak?
Nah, inilah kelima (5) orang cerdas yang nggak cocok jadi tempat curhat. Menurutmu, tipe orang yang cocok jadi tempat curhat yang kayak gimana, sih?
Seperti apa sih tempat curhat kamu selama ini? Apakah ada jenis orang cerdas yang disebutkan di atas ataukah ada jenis orang cerdas lainnya?
RR.