Who is Mr. J? Pas baca tulisannya mbak Fitri ini saya sendiri gak tahu siapa, pas sampai akhir, barulah ngeh siapa itu Mr. J dan kenapa dia menulis soal ini. #PikiranRandom tentang karir seorang Jurnalis.
***
Profesi jurnalis selalu keren di mataku, entah karena cita-citaku yang ga pernah kesampaian jadi jurnalis, atau para wartawan di sekitarku memang memiliki profil yang unik dan menarik. Aku udah gak menghitung berapa banyak jurnalis yang jadi temanku. Yang penting mereka asik, berwawasan luas dan low profile. Itu saja sudah cukup.
Dia adalah jurnalis yang entah ke berapa menjadi temanku. Aku mengenalnya sebulan terakhir ini lewat sebuah program kerelewanan di sebuah kota. Kami bertemu pada saat pelaksanaan kegiatan, dari pagi hingga sore hari. Profesinya yang jurnalis di sebuah kantor berita tentu saja membuatku antusias. Mendengarkan cerita liputannya dan pekerjaannya memang sangat layak untuk disimak.
[alert-note] [/alert-note]
Tiga hari setelah kegiatan, kami bertemu lagi dalam rangka main ke pantai. Satu kelompok mengajakku untuk bermain ke pantai yang jauh dari pusat keramaian. Dari pagi kami sudah nunggu sama-sama di sebuah mall yang menjadi tempat meeting point. Dia terlihat kesal karena teman-teman kami belum datang, padahal sudah lewat 1,5 jam dari waktu janjian. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari sarapan di sekitar mall tersebut.
Ya kemudian dia banyak bercerita tentang pekerjaannya, liputannya, hingga kegiatannya sehari-hari. Orang ini asik jadi teman pikirku saat itu.Kami banyak bercerita dan bercanda mengenai pekerjaan masing-masing. Itu adalah hari terakhirku di kota itu sebelum pergi meninggalkan rindu, kenangan, dan masa lalu yang indah di sana.
Guess what?
Lima hari setelah main ke pantai bersama, aku dan dia berjumpa kembali di kota tempatku tinggal. Dia memang sudah mengabarkan akan ke Ibukota sejak kita bersama-sama di pantai. Dia ada undangan kegiatan di Jakarta, dan mengundangku untuk datang. Ah acaranya sepertinya sangat menarik, hanya aku galau abis. Karena selisih dua jam dari acara itu aku sudah harus ada di selatan untuk ke luar kota.
Mendadak aku galau berat, undangan ini sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi yang mengundang datang dari jauh dan semacam kunjungan balasan. Hari Jumat, akhir pekan yang panjang, dan hujan adalah perpaduan yang pas untuk membuat lalu lintas ibukota menjadi seperti neraka.
Aku masih menimbang-nimbang pergi atau engga. Sementara temanku yang akan bersama-sama ke luar kota udah bawel mengingatkan “Jangan mepet ya”. Akhirnya keputusan kuambil untuk tetap datang dengan gembolan backpack yang tidak terlalu berat, dan berkelana dengan Trans Jakarta sore itu. Entah kenapa Jakarta jam 5 sore itu sangat cerah, padahal jam 2 siang aku baru saja basah kuyup karena hujan angin yang cukup luar biasa.
Ya semesta mendukung jika niat baik kita adalah memperpanjang tali silaturahmi.
Kota Tua, Pukul 18.15 Wib
Jam di tanganku sudah menunjukkan Pukul 18.15 ketika menginjakkan kaki di lantai dua bangunan cafe yang sering aku kunjungi tersebut.
“Di mana?” Kataku padanya di ujung telepon.
“Masih di jalan, macet” ujarnya.
“Okeh, aku tunggu di area makanan” kataku.
1 jam kemudian baru dia nongol bersama teman-temannya. Kami sama-sama menyimak acara di belakang sambil bergosip dan bercerita panjang lebar. Ada saja yang jadi bahan cerita dan ketawa di saat para jurnalis lain sibuk meliput kegiatan ini.
“Aku kan ga bisa liputan di sini, ga bisa juga diangkat jadi berita di sana” ujarnya. “Ya sudah, kita ngobrol-ngobrol aja yuk” kata ku. Kami ngobrol bertiga dengan salah seorang temanku yang seorang jurnalis dan sesama content writer yang tak sengaja kujumpai di event itu.
5 Jurus Bergaul dengan Jurnalis
Nah kamu pengen juga punya teman-teman jurnalis ? 5 jurus bergaul dengan para jurnalis asik di bawah ini bisa kamu gunakan loh
Be your self
Jadi diri kamu apa adanya saja, tidak dibuat-buat. Ceritakan pengalaman kerjamu yang menarik dan unik jika ngobrol dengan mereka. Jika ada yang nyambung itu sangat menyenangkan karena ngobrolnya bisa panjang kali lebar.
Be a good listener
Biasanya jurnalis punya segudang pengalaman dan cerita ketika mereka sedang bekerja. Jadilah pendengar yang baik ketika mereka bercerita, nanti kamu akan bisa mengambil intisari atau ada pelajaran baru di dalamnya.
Have a good sense of humor
Mereka juga bisa membuatmu terhibur loh dengan cerita-cerita lucu mereka. Jadi kamu juga sebaiknya orang yang memiliki selera humor yang baik ya.
Be a humble person
Profesi jurnalis memiliki segudang pengalaman, kisah suka, kisah duka, sedih maupun gembira yang akan mereka ceritakan jika mereka sudah merasa cocok ngobrol denganmu. Jadi kamupun sebaiknya menjadi teman yang ramah, baik, dan tidak sombong dalam bertingkah laku.
Appreciate them
Sebagai jurnalis apalagi jika itu teman akrabmu, pasti akan sering diphoto dan didokumentasikan lewat video. Hargai karya mereka dengan menuliskan nama mereka sebagai photographermu. Kamu pasti senang dan bahagia dengan hasil photo/video yang ciamik. Sahabat jurnalismu juga senang dan terharu jika hasil karyanya disukai olehmu.
***
5 Jurus di atas sebenarnya tidak hanya untuk berteman dengan jurnalis saja. Namun bisa diterapkan atau dijadikan 5 Jurus Berteman dengan siapa saja. Kita sering lupa, kalau pada dasarnya kita ini sama. Sama-sama manusia.
Sama-sama makan nasi!!!
Jadi, janganlah memilih teman. Mau itu Jurnalis ataupun Non Jurnalis. Gak usah deh peduliin latar belakang – kekayaan, suku, agama, ras, dan lainnya.
Just put yourself out there and befriended.
I love your idea about chum
Thank you kak roma