Obrolan agak panjang kemarin malam dengan teman blogger. Awalnya bahas opini dia terhadap aturan baru dari Youtube. Kemudian berlanjut terus sampai bahas soal monetasi. Namun ada yang menarik buat saya dari obrolan panjang lebar itu.
Tentang sudut pandang! Setiap kejadian, apapun itu, selalu punya banyak sudut pandang. Satu orang saja bisa memandang dari berbagai sisi. Gimana kalau dibawa ke dunia yang jumlah orangnya jauh lebih banyak.
Lalu, apakah semua sudut pandang ini salah? Gak juga. Tergantung gimana kita melihatnya lagi. Tuh kan… another point of view.
Tentang Sudut Pandang dalam Hidup Bersama
Saya coba cari-cari info tentang apa itu sudut pandang. Ketemunya hanyalah seputar pandangan dalam hal menulis. Sudut pandang orang pertama, kedua dan ketiga. Namun, di sini saya gak lagi bicarakan soal sudut pandang yang itu.
Melainkan tentang bagaimana seseorang melihat suatu kondisi dalam hidup bersama yang lainnya.
Gini…
Bahkan orang kembar sekalipun memiliki perbedaan. Nah, kondisi seperti itu juga yang terjadi dalam setiap situasi yang terjadi.
Ibarat Dua Sisi Koin – Ying dan Yang
Saya gak mau bahas banyak-banyak sisi. Kita umpamakan saja dengan uang logam ya. Koin kan punya dua sisi. Sebut saja koin Rp500. Gimana? Ada yang inget gak penampakannya?
A mengatakan kalau koin Rp500 itu adalah koin dengan gambar melati.
Sedangkan B mengatakan kalau koin itu gambarnya Burung Garuda.
Dua sudut pandang kan? Salah gak mereka?
Ya gak juga. Lah wong A melihatnya dari sisi yang ada gambar bunga melati sedangkan si B melihat dari sisi yang Burung Garuda.
Saya sendiri pernah melihat sebuah gambar yang bagus untuk menggambarkan masalah sudut pandang ini.
Gimana pendapat kamu soal gambar di atas. Yang benar 3 atau 4?
Beda Sudut Pandang – Jadi Masalah Besar
Ini kenyataannya. Kita pakai saja gambar di atas ya. Baik A maupun B, sama-sama bersikukuh kalau itu jumlahnya 3 dan 4.
Benar? Yaiyalah benar!
Lah wong masing-masing melihat dari sudut pandang mereka sendiri kan? A memang melihat ada 3 kok dari sisinya. Sedangkan B melihat ada 4.
Kalau terus seperti ini, yang ada “perbedaan” ini jadi besar. Diributkan terus sampai tua – bahkan mungkin sampai mati. Ya kan?
Teman – eh bukan, SAHABAT malah, bisa putus hubungan hanya karena masing-masing mempertahankan sudut pandang masing-masing tanpa mencoba melihat dari sisi lainnya.
Itu gak jarang kejadian…. sering malah saya temui.
Perbedaan cara memandang suatu kondisi ini dipengaruhi banyak faktor – terutama faktor internal masing-masing pihak. Pengalaman, tingkat pendidikan dan faktor didikan hanya beberapa faktor pembentuknya. Semua ini berdampak juga pada ego masing-masing orang.
Cara Mengatasi Perbedaan Sudut Pandang
Kamu mau kalau kejadian seperti itu? Selisih paham mengenai satu hal – yang mungkin gak penting untuk diributkan sebenarnya. Cuma gara-gara beda cara melihat situasi aja, sampai akhirnya gontok-gontokan dan berantem terus.
Semua itu sebenarnya bisa diatasi. Ada cara mengatasi perbedaan sudut pandang yang bisa dilakukan oleh kita semua kok.
1. Jangan EMOSI
Jangan sekalipun melibatkan emosi jelek dalam setiap kondisi perbedaan. Dengan siapapun, di manapun. Kalau bisa, kita hendaknya lakukan yang ditulis oleh Stephen R. Covey dalam 7 Habits.
Tenangkan diri sejenak…. take a deep breath. Baru kemudian berkomentar. Setelah melihat semua sudut yang ada terhadap satu kondisi.
Emosi yang meluap – tak terkontrol – sebenarnya adalah sumber dari semua perselisihan. Jadi be-proactive.
Selain itu, ada baiknya kalau lagi emosi seperti ini, kamu hindari dulu sosial media. Jangan sampai karir kamu rusak karena sosial media kamu.
Baca juga: Fitur Memori Sosial Media
2. Lepaskan EGO
Yang jadi biang keladi berikutnya dalam semua perselisihan adalah EGO. Setiap manusia – saya, kamu, dia, mereka – semua lahir dengan ego.
Besarnya saja yang beda. Serta ada yang bisa “mengendalikan” ego mereka, namun ada juga yang gak bisa.
Kalau sudah mengalami perbedaan – karena sudut pandang ini – cobalah untuk nomor 1 dan kemudian lepaskan ego kita sebagai manusia.
Jangan merasa diri kita yang paling benar!
Karena pada saat kita merasa seperti itu, sebenarnya ego kita sedang menguasai diri kita.
3. Lihat Sudut Pandang Lawan
Setelah bisa menahan emosi dan melepaskan ego kamu, langkah berikutnya untuk mengatasi perbedaan cara melihat suatu kondisi ini adalah:
Lihat sudut pandang lawanmu!
Cobalah untuk lihat dari sisi mereka. Apakah mereka punya alasan sampai berkata seperti itu? Pahami. Kalau kata orang-orang sih – empati.
Susah?
Banget…. Trust me… it is hard, very hard.
Kalau kita gak mengendalikan emosi kita dan melepas ego, kita gak akan MAU barang sedikit melirik dari sisi lawan kita.
Ketiga cara ini kalau dijalankan, pasti bisa mengatasi hampir seluruh masalah perbedaan yang ada. Apa kita mau disamakan dengan gambar di atas? Dua hewan yang berkelahi hanya karena tidak pernah “berpikir dan bertindak” selaiknya manusia?
Kesimpulan
Mungkin buat kamu, tulisan soal sudut pandang ini isinya hanya teori. Gak makna, bisa jadi benar loh. Itu karena sudut pandang kamu melihatnya seperti itu.
Kalau memang iya, cobalah share dari sisi kamu… seperti apa sih masalah ini dan gimana cara mengatasi perbedaan sudut pandang yang pernah kamu lakukan?
No Responses