Siapa yang sepemikiran dengan saya? Gak mudah jadi manusia dalam hidup ini. Ada yang merasa hidupnya selalu ada masalah. Ada juga yang merasa, sudah melakukan yang baik-baik, tapi kok bad luck mulu.
Berbuat baik? Dianggap ada maunya.
Jahat sama orang? Dinyinyirin oleh banyak orang.
Memang sih, seperti dalam tulisan masalah dalam hidup, kalau memang maunya gampang, mending gak usah hidup. Tapi kan… kita ini memang sudah diberikan kehidupan kita sekarang ini. Masa kita sia-siakan karena merasa gak mudah jadi manusia ini?
Berawal dari Sudut Pandang – Jangan Bilang Gak Mudah Jadi Manusia
Itu sih kenyataannya!
Mudah tidaknya hidup kita sebagai seorang manusia itu, selalu berawal dari sudut pandang kita terhadap dunia.
Kalau kita melihatnya dari sisi negatif terus, percaya deh, semua rasanya gak ada yang gampang. Gak ada yang bagus.
Mau cari produk makeup flawless aja bisa jadi ribet – ini sih pengalaman temen ya.
Tapi, kalau kita mengubah cara pandang kita, perlahan tapi pasti… hidup kita pun akan berubah deh.
Coba deh resapi kutipan di atas. Kalau kita tetap negatif, yang ada kita akan terus berpikir kalau kita ini sangat-sangat insignificant di dunia ini.
Namun, kalau kita coba lihat dari sisi lain, mungkin akan seperti ini:
Semua orang di dunia ini memiliki peran masing-masing. Siapapun dia!
Dan memang, saya sendiri sudah mengalaminya. Pernah bertemu seseorang yang mungkin dianggap tidak penting oleh kebanyakan orang. Namun rupanya, orang inilah yang memang diberikan peranan untuk membantu saya dalam hidup ini. (clue: dia ini OB).
Kita, termasuk saya sih… seringkali melihat sosok lain dalam hidup kita itu dari sisi luar. Penampilannya. Pekerjaannya. Kemudian kita mulai menghakimi, walau itu dalam hati ya. Ini sebenarnya bahaya, karena pada akhirnya, yang ada di dalam akan terbawa ke luar.
Jangan Terlalu Banyak Berpikir!
Apalagi terkait ucapan ataupun pandangan orang lain yang menghina kita. Itu langkah berikutnya dalam menikmati hidup.
Sudut pandang sudah kita ubah. Berikutnya, kita harus agak cuek dikit dengan pandangan orang lain terhadap kita.
Eh, bukan berarti kita benar-benar menghiraukan orang lain ya.
Kalau mereka memberi masukan untuk kita, yang baik, kenapa kita gak ambil dan lakukan dalam hidup kita?
Namun, kalau mereka selalu nyinyir dan mencibir setiap tindakan kita. Ngapain diambil pusing. Kalau kata Taytay kan:
Haters are gonna hate hate hate!
Cueks aja sih. Selama kita sendiri yakin kita tidak menyakiti orang lain. Tindakan kita tidak melanggar aturan. Kenapa juga pemikiran dia jadi salah satu tolok ukur kesuksesan kita?
Fokus ke…
Daripada fokus ke omongan orang lain, mendingan kita fokus pada hal-hal yang kita bisa lakukan. Yang positif dan bisa memberi kontribusi positif seperti penerima apresiasi SATU Indonesia Awards itu loh!
Kenali diri kita sendiri. Apa sih kelebihan kita? Apa kekurangan kita?
Fokus dalam mengatasi kekurangan kita dan mengembangkan kelebihan kita.
Selain itu, fokus dalam memberi manfaat dalam hidup kepada orang-orang di sekeliling kita.
Selama kita masih berpikir “Gak Mudah jadi Manusia” itu dan juga memikirkan segala pandangan orang pada diri kita, yang ada kita gak akan maju.
Kita sendiri yang rugi. Bukan mereka yang gak suka sama kita. Bukan mereka yang suka nyinyirin kita.
Berhenti Berkata: Gak Mudah Jadi Manusia
Mulailah berkata:
Hidup itu menyenangkan. Menjadi manusia itu menyenangkan.
Walaupun kita (PASTI) akan bertemu orang-orang yang unik dan beragam. Yang punya beragam pandangan terhadap diri kita, dari segala sisi. Baik itu dari sisi bentuk tubuh, keuangan, karir dan lainnya.
Yang terpenting itu adalah bagaimana kita sendiri menjalani hidup kita. Dengan cara kita dan untuk hidup menyenangkan, selalu dimulai dengan mengubah sudut pandang kita akan hidup kita ini.
So… Kalau menurut kalian, mudah gak sih jadi manusia?
Aneh, masak kita milih hidup gampang gak usah hidup, Jadi orang hidup yg sebenarnya kalau dia di caci maki, dicurangi, di fitnah, disikut, digantikan posisinya sama si orang yg nyogok di dunia kerja contohnya, sehingga dia anggap itu semua tantangan, bukankah ini bisa saya katakan sebagai kebodohan, kita ini diperlakukan tidak adil kok malah bersyukur, memangnya ini orang cerdas ? Bagi saya bukan, ini tdk lebih dari orang terbodoh di dunia
Wah makasih banyak mas Adjie untuk komennya. Moga sih mas dah baca sampai habis tulisannya, gak hanya sampai “gak usah hidup sekalian”. Tapi memang sih, yang nulis ini memang orang yang bodoh, yang hanya suka ngerandom aja mas dan masih berusaha menikmati hidup. Penulis jg sangat appreciate sudut pandang mas di komentar ini. Thanks so much ya mas.
Kalau BACA SAMPAI HABIS, saya lihatnya gak hanya cerdas, tapi juga bijak. Untuk jadi baik dan cerdas aja gak cukup di dunia ini, tapi harus juga BIJAK. Penyanyi asal Inggris, Seal, pernah terang-terangan bilang ke penonton acara Oprah Winfrey pas dia diwawancarai kalo menurutnya, ayahnya yang abusive itu sebuah panutan.
Penonton sama Oprah kaget. Hah, panutan?? Lalu Seal melanjutkan: “Iya, panutan sosok YANG SEBAIKNYA JANGAN PERNAH DITIRU.” Mungkin maksud penulis di sini adalah, orang-orang yang pernah berbuat jahat sama kita adalah contoh orang-orang yang sebaiknya jangan pernah kita tiru. Gitu, Mas Adjie.