Loh, kok gitu? Bukannya menolong orang itu harus ikhlas, ya? Tapi kalo ternyata emang lagi gak bisa gimana? Masa harus dipaksa?
Nah, itu pemikiran mereka yang (kebetulan) sering dimintain tolong, apalagi sama orang-orang yang sama. Gimana bila sebaliknya, kamu sering minta tolong sama orang-orang yang sama, tapi ditolak terus?
Eits, tunggu dulu. Sebelum menuduh mereka jahat dan nggak punya empati, cek dulu yang mungkin sering kelewat sama kamu:
Emang…caramu minta tolong ke mereka kayak gimana, sih?
Bukannya mereka nggak mau nolongin. Bisa aja, saat itu mereka emang beneran lagi nggak bisa. Tapi, kalo sebenernya bisa, kenapa kesannya jadi males-malesan saat kamu maintain tolong ya, atau malah menghindar? Ada juga yang cukup berani menolak, meski alasannya terkesan dibuat-buat atau malah enggan memberi alasan.
5 Kebiasaan Buruk Saat Minta Tolong – Pasti Dihindari Orang Deh!
Hmm, jangan-jangan kamu suka melakukan minimal satu dari lima (5) kebiasaan buruk ini setiap kali minta tolong:
1. Meminta tolong dengan cara yang nggak sopan.
Contoh:
“Eh, bikin gambar, dong. Kamu bisa, ‘kan?”
“Bantuin gue ngerjain ini, dong. Elo lagi nganggur, ‘kan?”
“Eh, yang baru naik gaji kemaren. Pinjem duit, dong.”
Hmm, mungkin lain cerita kalau teman dekat – atau sudah tahu orangnya santuy dan nggak akan masalahin. Dari mana kita bisa tahu? Dari reaksi mereka sesudah kita minta tolong, tentu saja.
Tapi, gimana dengan yang nggak gitu dekat denganmu? Gimana dengan mereka yang saat itu sebenernya lagi punya mood jelek – dan caramu minta tolong kayak gitu? Ayolah, masa pelajaran tata karma pas sekolah udah lupa, sih? Apalagi kalau kebetulan kamu sudah lama nggak kontak sama mereka, terus ujug-ujug habis menyapa langsung minta bantuan.
Wajar sih, bila kamu sedang kena masalah dan butuh bantuan mendesak. Cuma, kalau caramu minta tolong 11-12 sama preman tukang palak ya, jangan heran sama reaksi mereka. Kali berikutnya kamu tetap begitu, siap-siap aja ditolak dengan alasan mereka sedang sibuk atau “nggak bisa”.
Bahkan, mungkin banyak juga akan yang lebih memilih menghindar sekalian, supaya nggak perlu menjelaskan apa-apa. Sekalian menghindari drama.
Saran:
Mau kenal dekat atau enggak sama orangnya, sopan santun saat minta tolong tetap wajib. Ini termasuk memastikan mereka sedang sibuk atau lowong. Jangan lupa, siap-siap juga menerima jawaban tidak dari mereka, apa pun alasannya.
Baca juga: Sharing Sudut Pandan Malah Bikin Kesel
2. Caramu Minta Tolong Nggak Jelas
Contoh:
“Eh, bilangin ke dia, jangan manja dan nyebelin jadi orang.”
“Hah, emang manja dan nyebelinnya kenapa?”
“Pokoknya dia manja dan nyebelin!”
“Iya, tapi manja dan nyebelinnya kayak gimana? Coba kasih contoh.”
“Duuuh, ngertiin gue, dooong! Pokoknya dia kayak gitu.”
“Lah, yang punya masalah ama dia elo, kenapa malah nyuruh-nyuruh gue yang ngomong ke dia?”
Sebentar, ini minta tolong…apa hanya mau curhat?
Emang sih, banyak yang merasa karena sudah dekat dengan orang itu, udah nggak perlu formal-formal amat lagi kalau minta tolong. Apalagi bila kebetulan, biasanya mereka nggak keberatan.
Etapi, mereka juga manusia biasa yang bisa keganggu juga dengan ulahmu. Bukannya nggak mau nolongin sama sekali, loh. Mereka juga bisa kehilangan kesabaran bila caramu minta tolong lebih mirip balita yang sedang merajuk.
Saran:
Daripada bikin komunikasi jadi nggak nyambung dan bikin orang kesal karena merasa udah buang-buang waktu, mendingan coba cara ini:
- Tarik napas dulu bila masih emosi, lalu analisa masalahmu. Bener nggak, kamu perlu bantuan mereka untuk menyelesaikannya?
- Bila khawatir masih terpengaruh emosi, tulislah dulu masalahmu secara runut di atas kertas. Cara ini dapat membantumu bercerita lebih lancar dan jelas.
3. Minta Tolong dengan Cara Memaksa, Bahkan Sampai Mengancam-ancam Segala
Contoh:
“Tolongin, dong. Lagi nganggur, ‘kan? Kalo nggak mau, kita nggak temenan lagi.”
“Kalo elo temen, pasti elo bakal usaha nolongin gue.”
“Sebentar aja, kok. Masa elo tega sih, ngebiarin gue pergi sendiri?”
“Sekali ini aja, deh. ‘Kan kamu masih bisa pergi sama mereka kapan-kapan.”
Waduh, ini minta tolong…apa nodong? Okelah, bila memang bener lagi kepepet…sekali-dua kali mungkin masih bisa dimaklumi. Apalagi bila kebetulan yang kamu mintai tolong masih cukup sabar.
Etapi, jangan mentang-mentang mereka penyabar, kamu lantas seenaknya memaksa dan menjadikan perbuatanmu ini kebiasaan. Memang, musibah sulit ditebak. Cuma jangan sampai kamu memaksa mereka untuk harus selalu bisa nolongin kamu, bahkan sampai mengancam-ancam segala.
Ingat ya, manusia yang menurutmu paling sabar pun lama-lama bisa muak juga. Ya, mereka muak disepelekan, karena dianggap nggak punya kegiatan lain selain menjadi penyelamatmu terus-terusan. Memangnya mereka nggak punya masalah juga?
Saran:
Sama seperti poin pertama, biasakan bertanya dulu apakah mereka sedang sibuk atau lowong. Bila mereka tidak bisa membantumu, hindari memaksa. Cukup ucapkan terima kasih sebelum beralih minta tolong sama kenalanmu yang lain.
Hindari merajuk seperti anak kecil. Kamu nggak akan terlihat uwu, sementara mereka jadi memilih menghindarimu. Serius!
4. Protes dengan Cara Mereka Membantu/Menolong Kamu
Contoh:
“Kok gini, sih? Aku ‘kan minta tolongnya beda, bukan kayak gini.”
“Kayaknya ini nggak cocok deh, nggak sesuai harapan gue.”
“Ada yang lain, nggak? Soalnya ini nggak sesuai yang gue mau.”
Nyesel udah ngarepin bantuan mereka? Jangan salah, mereka juga bisa jadi nyesel udah bantuin kamu bila reaksimu seperti itu. Bisa jadi, instruksimu kurang jelas – atau jangan-jangan kamu masih nggak tahu apa maumu? Mungkin juga mereka bukan orang yang tepat untuk membantumu. Karena kamu lagi kepepet, apa boleh buat.
Saran:
Bisa jadi, mereka udah berusaha yang terbaik untuk bantuin kamu. Maaf-maaf aja bila menurutmu, hasilnya tidak sesuai harapan. Ingat, mereka sudah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu kamu.
Nggak suka atau nggak puas dengan hasil kerja mereka? Nggak apa-apa, itu hak kamu. Tapi tetap hargai usaha mereka dengan cukup berterima kasih, alih-alih mengomel. Demi kelangsungan relasi baik, tahan emosi dan jangan perlakukan mereka seperti orang bayaran yang harus sesuai dengan tuntutan kamu.
5. Nggak ngucapin terima kasih setelah ditolong.
Contoh:
“Dia pernah minta tolong gue buat benerin bahasa Inggris di surat lamaran kerjanya. Habis gue bantuin, dia ngacir gitu aja. Ngucapin terima kasih aja enggak.”
Yang ini nggak usah panjang-lebar, ya? Sederhana dan mudah, tapi paling sering disepelekan. Gimana kalo kamu yang digituin? Mau?
Bukan… Bukannya gila hormat or apalah sampai mengharap terima kasih ya. Tapi itu kan salah satu common courtesy loh. Namanya kamu sudah ditolong, ya setidaknya saying thank you lah.
Baca juga:
- Rahasia Perhiasan Awet Bersinar: Tips Merawat Perhiasan Agar Tetap Kinclong dan Tidak Kusam
- Red Flag dalam Pertemanan: Bukan Cuma di Hubungan Pacaran
- 5 Tempat Healing Akhir Tahun yang Bikin Kamu Lupa Segala Stres
- Freelance vs Full-Time: Mana yang Cocok Buat Kamu?
- Traveling Bukan Cuma Healing, Tapi Bisa Bikin Cuan dengan BRImo FSTVL
Saran:
Ini bukan perkara gila hormat, tapi sopan santun. Nggak usah mikirin balasan berkali-kali lipat dulu deh, buat orang yang udah nolongin kamu. (Bahkan mereka sering nolongin kamu.) Udah bilang terima kasih, belum? Apakah kamu selalu melakukannya?
Jangan Kayak Gitu Ya!
Nah, sekarang kira-kira udah tahu ‘kan, kenapa mereka males nolongin kamu? Kabar baiknya, masih ada waktu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Selain belajar untuk lebih menghargai mereka yang menolong kamu, cobalah untuk mulai lebih sering menyelesaikan masalahmu sendiri. Biar lebih mandiri dan dikit-dikit nggak minta tolong orang lain terus.
Setuju? Selain lima (5) kebiasaan ini, apa lagi sih, yang biasanya bikin orang jadi malas menolong?
RR.