Kota [Kata Benda] merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. – Wikipedia.
Dari sejak lahir di Era Tahun 1980-an hingga saat ini tahun 2018 ada beberapa kota di Indonesia yang ku singgahi dan memiliki cerita berkesan dalam perjalanan hidup.
Baca juga: Bagaimana Hidup Di Perantauan?
1. Jambi
Aku lahir di Kota Jambi, sebuah provinsi di Pulau Sumatra yang terkenal dengan penghasil karetnya. Kota kecil ini kini menjelma menjadi kota yang berkembang dengan begitu pesatnya. Dahulu di masa kecilku, Jambi belum memiliki banyak pusat perbelanjaan, lalu lalang kendaraan belum sepadat sekarang.
Kini Jambi menjelma menjadi salah satu pusat bisnis di Sumatra. Sebutan kota seribu ruko sempat terdengar di telinga dikarenakan hampir di sudut jalan banyak bangunan ruko berdiri. Orang tuaku masih bermukim di sini, dan saya masih selalu pulang ke Jambi minimal sekali setahun di kala lebaran tiba.
2. Padang
Siapa yang tak kenal kota ini? Masyarakatnya yang hangat, budaya, dan kulinernya yang mendunia adalah icon kota yang terletak di pinggir laut ini. Kedua orang tua berasal dari Kota Padang dan merantau ke Jambi di awal tahun 80an. Ya salah satu warisan yang melekat di orang-orang yang berdarah Minang adalah merantau.
Pulang ke Padang adalah salah satu hal yang sangat disukai. Karena selain bertemu dengan keluarga besar, aku juga menikmati menikmati pantai yang indah, serta kuliner yang rasanya terasa cocok banget di lidah.
Biasanya punya agenda untuk pulang ke Padang adalah ketika cuti tiba, lebaran atau ada keperluan keluarga.
3. Bandung
Selepas SMA aku melanjutkan kuliah ke sebuah tempat yang dijuluki Parisj Van Java ini. Aku begitu jatuh cinta pada kota ini sejak pertama kali datang berlibur di usiaku yang baru menginjak 7 tahun. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, bunga-bunga di taman kota mencuri perhatianku di masa kecil membuatku ingin sekali suatu nanti menuntut ilmu di kota ini. Menghabiskan masa belajar di pinggiran Bandung bertahun-tahun membuat aku betah tinggal di kota yang setiap akhir pekan ini menjadi kunjungan wisatawan ini.
Berbelas tahun tinggal di Bandung, aku tiba pada masa jenuh akan kota ini. Merasa kota ini tidak seindah dulu lagi, merasa Bandung sangat padat dengan wisatawan-wisatawan yang akhir pekan, musim libur sekolah, libur panjang dan libur kejepit nasional mencari selalu membuat macet. Jangankan untuk menikmati tempat wisata, untuk berangkat beraktivitas sehari-hari saja butuh waktu yang cukup lama di jalan.
Hingga di awal 2014 aku memutuskan untuk pindah dari Bandung, yang kata Pidi Baiq:
Bandung diciptakan ketika tuhan sedang tersenyum.
Setelah 2014, aku cukup sering untuk berkunjung ke Bandung untuk keperluan bertemu teman-teman dan kegiatan kerelawanan pendidikan.
4. Balikpapan
Di pertengahan 2011 aku mendapatkan tugas untuk datang ke kota minyak ini. Salah satu kota dengan biaya hidup yang cukup mahal, itulah kesan yang aku dengar tentang kota yang berada di pinggir pantai ini. Kota ini juga salah satu penghasil minyak di negeri kita.
Sejak SMA kudengar nama kota ini dari seorang saudara yang merantau di sana. Pantainya yang indah, masyarakatnya yang ramah menjadi salah satu daya tarik yang saudaraku ceritakan. Entah mengapa pada akhirnya juga aku memiliki teman yang berasal dari Balikpapan. Jadi banyak sekali cerita bertambah tentang kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur ini.
Balikpapan sangat ramah untuk pendatang baru, itulah pendapatku. Ketika aku pertama kali datang ke sini. Naik angkot dari satu tempat ke tempat lain walaupun jaraknya cukup jauh dan menebak-nebak lokasinya di mana, supir angkot dengan ramah mengantarku. Rute terjauhku dr Kebon Sayur hingga ke Batakan.
5. Batam
Kota ini letaknya strategis, di sebuah pulau yang hanya 25 Km saja dari negeri tetangga Singapura. Terlalu sering bolak balik ke kota yang di rancang oleh Presiden BJ Habibi ini membuat saya pernah berkeinginan menetap di kota ini. Tahun 2014 akhirnya kesampaian juga saya menetap di Provinsi Kepulauan Riau ini.
Batam adalah kota yang hangat dan ramah masyarakatnya. Aku bisa dengan mudah akrab dengan orang-orang yang baru aku kenal di sini. Entah itu lingkungan rekan kerja, rekan komunitas, rekan-rekan relawan pendidikan, ataupun ibu-ibu komplek tetangga kakak sepupuku yang seru.
Baca juga: Tentang Mr.J; 5 Jurus Berteman dengan Jurnalis
Agenda ke pantai adalah hal yang tak pernah di lewatkan. Kegiatan kuliner adalah hal yang di sukai, dan pulang-pergi ke negara tetangga adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan.
6. Tanjung Balai Karimun
Ketika mengetahui kota ingin dalah tujuan hidupku selanjutnya, buru-buru buka peta yang ada di Google. Mencari informasi dimana lokasi kota ini, apa yang ada di sana, bagaimana kehidupan di sana, serta hal yang lainnya.
Antara shock dan surprised bedanya cukup tipis. Yang jelas di Bumi Azzam ini aku belajar banyak tentang kehidupan, tentang orang-orang yang tak dikenal dan bias jadi sahabat serta saudara. Tentang perjuangan mendapatkan air untuk mandi, dan antri BBM hingga 4 jam lamanya.
Di Tanjung Balai Karimun juga hatiku masih tertinggal untuk suatu hari kembali ke sana.
Kota Singgah dalam Perjalanan Hidup
Itulah 6 kota singgah yang pernah hadir dalam perjalanan hidup ku selama ini, mungkin saja sih akan bertambah lagi. Jika kamu, kota mana yang menjadi cerita dalam kehidupanmu dari kecil hingga sekarang?