Kemarin, saya menemukan kutipan yang buat saya memang bagus. Akhirnya saya share juga di Twitter tadi.
It’s not what happens to you, but how you react to it that matters.
Epictetus
Seringkali, kita itu selalu merasa hidup kita punya banyak masalah. Kemudian merasa kalau semua gak adil. Merasa kita ini korban.
Situasi yang ada di sekitar kita itu seakan membuktikannya.
Bahwa hidup sebagai seorang manusia bernama “….” (ganti dengan namamu sendiri) adalah hidup yang sangat susah.
Padahal…
Semua Bisa (atau Pernah) Mengalami Situasi yang Sama
Namun, mereka tidak menunjukkan reaksi atas situasi itu dengan cara yang sama dengan dirimu.
Reaksi mereka, bisa saja lebih buruk ataupun lebih baik.
Contohnya saja…
Saya sih yakin, setiap orang pernah mengalami masalah gak enak di kantor masing-masing.
Namun, setiap orang pun akan memiliki reaksi berbeda, satu sama lainnya.
Ada yang bisa menanggapinya dengan marah-marah. Kesal.
Ada juga yang menanggapinya dengan lebih baik.
Nah, seperti kata kutipan dari Epictetus di atas… bahwa sebenarnya, yang terpenting itu adalah:
Bagaimana Reaksi Kamu terhadap Situasi dalam Hidup? Itu yang Menentukan Hidupmu!
Saya pernah menulis pembelajaran hidup yang saya dapatkan dari semut di blog personal saya.
Reaksi semut-semut itu terhadap masalah yang ditemui dalam perjalanan mereka itulah yang menentukan hasil akhir dari hari mereka saat itu.
Jika saja, saat itu, para semut memutuskan untuk menyerah, ya mereka mungkin sudah gagal saat itu juga. Tidak akan ada makanan untuk mereka nikmati, dan lainnya.
Namun…
Mereka tidak menyerah dan hasil dari reaksi mereka itu membuahkan hasil yang memang positif.
Reaksi Negatif Menghasilkan Negatif, Reaksi Positif Menghasilkan Positif
Belakangan ini, saya sendiri sering berpikir ulang.
Sepertinya, saya sedang mengeluarkan reaksi-reaksi negatif dalam hidup keseharian saya ini.
Hal ini pun akhirnya mendorong beberapa hal-hal negatif juga dalam hidup – walau gak semua ya.
Ini saya sadari betul. Itu juga alasan saya suka banget Quote of the Day yang saya share tadi itu. Karena memang saya lagi butuh banget kutipan itu tadi.
Mungkin sudah saatnya saya harus mulai introspeksi diri lagi. Toh sudah hampir jelang akhir tahun juga kan?
Berhenti Sejenak… Bukan Berarti Mundur
Memang perlu kok kita berhenti sejenak dalam hidup ini. Berpikir kembali, apa yang sudah dilakukan, apa yang seharusnya dilakukan (apalagi kalau dikaitkan dengan 7 Habits #1 – Proaktif), dan apa yang akan dilakukan ke depannya.
Kita memang perlu waktu seperti ini… Me Time gitulah.
Bukan… bukan berarti kita mundur. Namun kita berhenti sejenak untuk mengatur ulang langkah kita agar lebih baik lagi ke depannya.
Saya gak mau menjadi negatif terus-terusan. Saya perlu berhenti sejenak dulu ini….
Nah, kamu setuju gak sama kutipan di atas?